Kata phobia mungkin sudah seringkali
Anda dengar. Ya, kata yang akrab dengan ketakutan berlebih ini, telah banyak di
derita oleh kebanyakan masyarakat. Akan tetapi sampai saat ini masih banyak
yang belum mengetahui apa penyebab dari phobia yang dialaminya. Phobia? Ini
penyebabnya.
Phobia atau gangguan anxietas fobik
merupakan rasa ketakutan yang berlebihan pada suatu hal atau fenomena.
Ketakutan yang terjadi bersifat irrasional dan tidak masuk akal. Hal ini
terjadi karena penderita phobia menggunakan bahasa rasa dalam melihat sumber
ketakutan tersebut. Berbeda dengan pengamat phobia (orang yang melihat
penderita phobia), mereka menggunakan bahasa logika dalam melihat hal tersebut.
Sehingga saat penderita mengalami phobia, pengamat phobia akan mengganggap hal
itu sebagai hal yang lucu. Namun dibalik itu semua, tahukah Anda apa
penyebabnya?
Phobia
seringkali terjadi akibat adanya pengalaman buruk atau trauma di masa lalu.
Namun hanya mengalami sesuatu yang buruk tidaklah cukup untuk menjadi phobia.
Untuk bisa menyebabkan phobia, setidaknya hal buruk tersebut harus menjadi
fiksasi, yakni suatu keadaan dimana mental seseorang menjadi terkunci yang
terjadi akibat ketidakmampuan orang yang bersangkutan dalam mengendalikan rasa
takutnya.
Phobia ini juga saya rasakan sendiri. Hal yang
benar-benar sangat tidak masuk akal adalah bahwa saya takut terhadap polisi. Jika
teman-teman saya atau orang lain bertanya mengapa saya bisa takut terhadap
polisi, saya pasti hanya akan menjawab “Takut ditembak”. Karena memang hanya
itu alasan saya. Dulu, saya tinggal di kawasan asrama polisi. Dan setiap pagi
dan sore hari para polisi tersebut akan lari keliling asrama sambil bawa
senapan. Sebenarnya itu adalah hal yang wajar. Namun, suatu sore saat saya
sedang susah makan ibu saya akan menakut-nakuti saya dengan satu kalimat ampuh
yang cukup membuat saya takut sampai sekarang. “Kalo gamau makan nanti mama
kasih polisi loh biar ditembak.” And that’s it. Seketika saya takut setengah
mati sama polisi.
Sekarang di umur saya yang hampir berkepala dua
pun kalau dijalan ketemu polisi, rasanya pengen lari sekencang-kencangnya dan
nangis. Banyak dari teman saya yang bilang kalu itu lebay, ya tapi gimana lagi
kan namanya juga phobia.
Saya sempat membaca artikel bahwa phobia itu
ternyata ada ratusan jenis ! namun sebenarnya dapat dikelompokkan menjadi
bagian kecil yang cakupannya luas namun lebih spesifik. Menurut buku DSM-IV
(Diagnostic and Statistical Manual for Mental Disorder IV) jenis phobia itu ada
3, yaitu :
1. Phobia sederhana atau spesifik (Phobia terhadap suatu obek/keadaan
tertentu). Misalnya takut pada binatang, tempat tertutup, ketinggian dan
lain-lain.
2. Phobia sosial (Phobia terhadap pemaparan situasi sosial). Seperti takut
jadi pusat perhatian, orang seperti ini senang menghindari tempat-tempat ramai.
3. Phobia kompleks (Phobia terhadap tempat atau situasi ramai dan terbuka). Misalnya
di mall atau di kendaraan umum. Orang seperti ini bisa saja takut keluar rumah.
Sebenarnya ada beberapa teknik Untuk penyembuhan phobia diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Hypnotheraphy :
Penderita phobia diberi sugesti-sugesti untuk menghilangkan phobia.
2. Flooding : Exposure
Treatment yang ekstrim. Si penderita phobia yang ngeri kepada anjing
(cynophobia), dimasukkan ke dalam ruangan dengan beberapa ekor anjing jinak,
sampai ia tidak ketakutan lagi.
3. Desentisisasi
Sistematis : Dilakukan exposure bersifat ringan. Si penderita phobia yang takut
akan anjing disuruh rileks dan membayangkan berada ditempat cagar alam yang
indah dimana si penderita didatangi oleh anjing-anjing lucu dan jinak.
4. Abreaksi : Si
penderita phobia yang takut pada anjing dibiasakan terlebih dahulu untuk
melihat gambar atau film tentang anjing, bila sudah dapat tenang baru kemudian
dilanjutkan dengan melihat objek yang sesungguhnya dari jauh dan semakin dekat
perlahan-lahan. Bila tidak ada halangan maka dapat dilanjutkan dengan memegang
anjing dan bila phobia-nya hilang mereka akan dapat bermain-main dengan anjing.
Memang sih bila phobia yang dikarenakan pengalaman traumatis lebih sulit
dihilangkan.
5. Reframing : Penderita
phobia disuruh membayangkan kembali menuju masa lampau dimana permulaannya si
penderita mengalami phobia, ditempat itu dibentuk suatu manusia baru yang tidak
takut lagi pada phobia-nya.
Mungkin cukup segitu
dulu bagi-bagi ceritanya. Nanti kalau saya sudah tau lebih banyak dan phobia
saya bisa sembuh, mungkin saya akan cerita lagi. See ya !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar