Jumat, 05 Juni 2015

PHOBIA ? TERUS GIMANA ?

Kata phobia mungkin sudah seringkali Anda dengar. Ya, kata yang akrab dengan ketakutan berlebih ini, telah banyak di derita oleh kebanyakan masyarakat. Akan tetapi sampai saat ini masih banyak yang belum mengetahui apa penyebab dari phobia yang dialaminya. Phobia? Ini penyebabnya.
Phobia atau gangguan anxietas fobik merupakan rasa ketakutan yang berlebihan pada suatu hal atau fenomena. Ketakutan yang terjadi bersifat irrasional dan tidak masuk akal. Hal ini terjadi karena penderita phobia menggunakan bahasa rasa dalam melihat sumber ketakutan tersebut. Berbeda dengan pengamat phobia (orang yang melihat penderita phobia), mereka menggunakan bahasa logika dalam melihat hal tersebut. Sehingga saat penderita mengalami phobia, pengamat phobia akan mengganggap hal itu sebagai hal yang lucu. Namun dibalik itu semua, tahukah Anda apa penyebabnya?
Phobia seringkali terjadi akibat adanya pengalaman buruk atau trauma di masa lalu. Namun hanya mengalami sesuatu yang buruk tidaklah cukup untuk menjadi phobia. Untuk bisa menyebabkan phobia, setidaknya hal buruk tersebut harus menjadi fiksasi, yakni suatu keadaan dimana mental seseorang menjadi terkunci yang terjadi akibat ketidakmampuan orang yang bersangkutan dalam mengendalikan rasa takutnya.

Phobia ini juga saya rasakan sendiri. Hal yang benar-benar sangat tidak masuk akal adalah bahwa saya takut terhadap polisi. Jika teman-teman saya atau orang lain bertanya mengapa saya bisa takut terhadap polisi, saya pasti hanya akan menjawab “Takut ditembak”. Karena memang hanya itu alasan saya. Dulu, saya tinggal di kawasan asrama polisi. Dan setiap pagi dan sore hari para polisi tersebut akan lari keliling asrama sambil bawa senapan. Sebenarnya itu adalah hal yang wajar. Namun, suatu sore saat saya sedang susah makan ibu saya akan menakut-nakuti saya dengan satu kalimat ampuh yang cukup membuat saya takut sampai sekarang. “Kalo gamau makan nanti mama kasih polisi loh biar ditembak.” And that’s it. Seketika saya takut setengah mati sama polisi.
Sekarang di umur saya yang hampir berkepala dua pun kalau dijalan ketemu polisi, rasanya pengen lari sekencang-kencangnya dan nangis. Banyak dari teman saya yang bilang kalu itu lebay, ya tapi gimana lagi kan namanya juga phobia.

Saya sempat membaca artikel bahwa phobia itu ternyata ada ratusan jenis ! namun sebenarnya dapat dikelompokkan menjadi bagian kecil yang cakupannya luas namun lebih spesifik. Menurut buku DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual for Mental Disorder IV) jenis phobia itu ada 3, yaitu :
1.    Phobia sederhana atau spesifik (Phobia terhadap suatu obek/keadaan tertentu). Misalnya takut pada binatang, tempat tertutup, ketinggian dan lain-lain.
2.    Phobia sosial (Phobia terhadap pemaparan situasi sosial). Seperti takut jadi pusat perhatian, orang seperti ini senang menghindari tempat-tempat ramai.
3.    Phobia kompleks (Phobia terhadap tempat atau situasi ramai dan terbuka). Misalnya di mall atau di kendaraan umum. Orang seperti ini bisa saja takut keluar rumah.

Sebenarnya ada beberapa teknik Untuk penyembuhan phobia diantaranya adalah sebagai berikut : 
1.    Hypnotheraphy : Penderita phobia diberi sugesti-sugesti untuk menghilangkan phobia.
2.    Flooding : Exposure Treatment yang ekstrim. Si penderita phobia yang ngeri kepada anjing (cynophobia), dimasukkan ke dalam ruangan dengan beberapa ekor anjing jinak, sampai ia tidak ketakutan lagi.
3.   Desentisisasi Sistematis : Dilakukan exposure bersifat ringan. Si penderita phobia yang takut akan anjing disuruh rileks dan membayangkan berada ditempat cagar alam yang indah dimana si penderita didatangi oleh anjing-anjing lucu dan jinak.
4.    Abreaksi : Si penderita phobia yang takut pada anjing dibiasakan terlebih dahulu untuk melihat gambar atau film tentang anjing, bila sudah dapat tenang baru kemudian dilanjutkan dengan melihat objek yang sesungguhnya dari jauh dan semakin dekat perlahan-lahan. Bila tidak ada halangan maka dapat dilanjutkan dengan memegang anjing dan bila phobia-nya hilang mereka akan dapat bermain-main dengan anjing. Memang sih bila phobia yang dikarenakan pengalaman traumatis lebih sulit dihilangkan.
5.  Reframing : Penderita phobia disuruh membayangkan kembali menuju masa lampau dimana permulaannya si penderita mengalami phobia, ditempat itu dibentuk suatu manusia baru yang tidak takut lagi pada phobia-nya.

Mungkin cukup segitu dulu bagi-bagi ceritanya. Nanti kalau saya sudah tau lebih banyak dan phobia saya bisa sembuh, mungkin saya akan cerita lagi. See ya !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar